Rabu, 12 Juni 2013

ANALISIS FILM THREE IDIOTS



ANALISIS FILM THREE IDIOTS



Oleh :

Fajar Pratama

Nirm : 432231103017


                              


Three idiots menceritakan tentang kisah persahabatan tiga orang mahasiswa engineering yang bernama Rancho, Farhan, dan Raju. Tokoh sentral dalam film ini, yaitu Rancho, adalah sosok yang cerdas dan memiliki cara pikir yang berbeda dengan orang kebanyakan, ia juga berani bertindak sesuai dengan caranya sendiri. Namun hal itu malah membuatnya dan dua orang sahabat setianya dipanggil idiot oleh orang lain.

Ceritanya sendiri bermula ketika Farhan menerima sebuah panggilan telepon dari rivalnya semasa kuliah yang bernama Cathur. Cathur mengabarkan Rancho yang telah lama menghilang pulang. Cathur meminta agar Farhan menemuinya di atap menara Imperial College of Engineering (ICE), tempat mereka kuliah dulu. Gara-gara kabar tersebut, Farhan pura-pura sakit dan membuat pesawat yang ditumpanginya mendarat darurat. Sebelum menemui Cathur di tempat yang dijanjikan, ia menjemput Raju, sahabatnya.
Sampai di atap menara ICE, Farhan dan Raju tidak menemukan Rancho, hanya ada Cathur seorang diri. Farhan Merasa ditipu, Farhan marah. Tetapi Cathur kemudian menjelaskan maksudnya memanggil mereka ke tempat itu. Ia mengingatkan Farhan dan Raju pada taruhan yang telah mereka sepakati  pada tanggal 5 September di tempat yang sama sepuluh tahun lalu. Sepuluh tahun yang lalu, Cathur menantang Rancho, untuk membuktikan siapa yang paling sukses di antara mereka.
Teringat akan taruhan tersebut serta ditambah dengan informasi yang dimiliki Cathur tentang keberadaan Rancho, dimulailah perjalanan mereka bertiga mencari Rancho. Dalam pencarian ini, Farhan teringat kembali akan sosok Rancho dan kejadian-kejadian yang mereka alami semasa kuliah.
Banyak hal yang mereka alami semasa kuliah. Rancho adalah mahasiswa yang berani menentang, rektor ICE yang otoriter. Rancho menjadi ‘musuh’ bagi Virus, ia selalu menjadi sasaran kemarahan Virus. Hal ini juga berimbas pada Farhan dan Raju. Mereka sering mendapat masalah akibat ulah Rancho, diamarahi orang tua karena mendapat surat peringatan dari Virus, bahkan Raju sampai pernah mencoba bunuh diri karena tertekan. Namun ia masih berhasil diselamatkan dan sembuh dari kelumpuhan berkat usaha Rancho. Virus mau tak mau harus mengakui bahwa Rancho adalah mahasiswanya yang terbaik, terutama setelah Rancho membantu persalinan putrinya. Rancho―si mahasiswa bandel dan troublemaker―berhasil lulus dengan nilai terbaik.
Dalam pencarian tersebut, mereka dikejutkan dengan fakta ternyata Rancho yang mereka kenal selama ini bukanlah identitas sahabat mereka yang sebenarnya. Rancho yang mereka kenal selama ini hanya seorang anak pelayan, dan ternyata Rancho yang asli adalah majikannya. Rancho yang asli tinggal di London. Ia tinggal menerima ijazah ICE saja atas namanya. Rancho asli memberikan alamat Rancho ‘palsu’ pada Farhan dan Raju.
Dari Shimla―tempat Rancho asli berada―mereka melanjutkan perjalanan ke Ladakh. Di tengah perjalanan mereka menjemput Pia, gadis yang dicintai Rancho yang kebetulan adalah putri Virus. Dan mereka menculik Pia disaat menjelang pernikahanya 
Akhirnya mereka berhasil menemukan Rancho. Ia mendirikan sebuah sekolah dasar di Ladakh.Ternyata ia bernama Phunsuk Wangdu ilmuwan dengan ratusan hak paten yang mengadakan kontrak kerjasama dengan Cathur. Cathur tadinya merasa menag atas taruhan yang di sepakati mereka, namun setelah tahu, ia menjadi malu dan meminta Rancho―atau Wangdu―agar tidak membatalkan kontrak dengan perusahaannya.
Secara singkat, farhan adalah seorang pemuda jurusan teknik  di Imperial Colleg of engineering (ICE). Tetapi yang menjadi permasalahan adalah, ia dipaksa orang tuanya untuk kuliah di jurusan teknik dan menjadi insinyur padahal minat, jiwa dan bakatnya bukan dibidang teknik tetapi dibidang  photografi hewan, ia ingin menjadi wild life photographer, Racho berhasil memotivasi Farhan untuk mewujudkan keinginannya dan orang tua Farhan mengijinkannya menjadi photographer, ia menjadi asisten Andre Istvan (wild life photographer) di Brazil.

PERANG DUNIA I




BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Yang melatar belakangi perang dunia satu:
1.      Pembunuhan Pangeran Austria Franz Ferdinand oleh kelompok teroris Serbia, Gavrilo  
      PrincipdiSarajevo
2.      Persaingan merebut daerah sumber bahan baku, penanaman modal, dan daerah
      pemasaran.
3.      Munculnya persekutuan atau blok persaingan politik antar negara-negara Eropa: Triple
      Alliance: Jerman, Austria, Italia, Triple Entante : Inggris, Prancis, Uni Soviet
Di Eropa abad ke-19 penjajahan tersebar luas. Kekuatan bangsa Eropa seperti Inggris dan Prancis telah membangun kekuasaan penjajahan di keempat penjuru dunia. Jerman yang telah membangun kesatuan poitiknya lebih lama daripada negara-negara lain, bekerja keras untuk menjadi pelopor dalam perlombahan ini.Pada awal abad ke-20, hubungan yang didasarkan pada kepentingan telah membagi Eropa menjadi dua kutub yang berlawanan. Inggris, Prancis, dan Rusia berada di satu pihak, dan Jerman beserta Kekaisaran Austria-Hungaria yang diperintah oleh keluarga Hapsburg asal Jerman berada di pihak lainnya.Ketegangan antara kedua kelompok ini semakin hari semakin meningkat, hingga akhirnya suatu pembunuhan pada tahun 1914 menjadi pemicu perang. Pangeran Franz Ferdinand, pewaris tahta Kekaisaran Austria-Hungaria, dibunuh oleh kaum nasionalis Serbia yang berusaha menekan pengaruh kekaisaran tersebut di daerah Balkanalam kurun waktu yang amat singkat, hasutan setelah peristiwa ini menyeret seluruh benua Eropa ke dalam kancah peperangan. Pertama, Austria-Hungaria menyatakan perang kepada Serbia. Rusia sekutu abadi bangsa Serbia kemudian menyatakan perang terhadap Austria-Hungaria

1.2. Rumusan Masalah
A. Sebab-sebab terjadinya perang dunia I
B. Keadaan Situasi Parit Perlindungan
C. Akibat-akibat perang dunia I

1.3. Tujuan
Tujuan utama dari pembuatan makalah ini adalah agar kita sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah dapat mengetahui bagaimana proses terjadinya Perang Dunia I, Serta akibat-akibat yang terjadi dalam Perang Dunia I. Selain itu tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas akhir yang di berikan oleh dosen Pembimbing. Penulis juga berharap melalu pembuatan makalah ini kita sebagai sebagai warga negara Indonesia pada umumnya serta mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah dapat memahami dan dapat memahami tentang terjadi perang duniaI.

1.4. Ruang Lingkup Pembahasan
Mengingat luasnya permasalah yang akan dibahas, maka penulis membatasi Pembahasn ini pada :
1.      Masalah yang akan dibahas dalam pembuatan makalah ini adalah Tentang perang
      Dunia I antara Tahun 1914-1918
2.   Sebab-sebab terjadinya Perang Dunia I
3.   Akibat yang ditimbulkan oleh Perang Dunia I.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sebab-sebab Perang Dunia I
2.1.1 Sebab-sebab Umum Perang Dunia I
Perang Dunia I terjadi antara 1914-1918. Pada hakikatnya merupakan perang antarnegara yang berada di kawasan Eropa. Kemudian Perang Dunia I meluas kewilayah sekitarnya. Negara-negara yang berperang yaitu negara yang berada pada Blok Sekutu dan Blok Sentral. Pada dasarnya mereka berperang hanya untuk mempertahankan kemashuran. Dan keangkuhan serta kekuasaan. Sebab-sebab umum Perang Dunia I yaitu:

2.1.1.1. pertentangan antara negara-negara di Eropa.
2.1.1.1.1 Pertengan antara Jerman dan Perancis
Setelah kalah perang pada tahun 1870, Perancis menjalankan polotik Revanche, Jerman menyadari tentang kemungkinan tindakan yang mungkin dilakukan oleh Perancis. Oleh karena itu Jerman berusahauntuk mengisolir Perancis. Usaha Bismarck hampir berhasil akan tetapi Wilhelm II dapat menggagalkannya, kecuali Tripple Alliantie.

2.1.1.1.1.1 Pertentangan antara Jerman dan Inggris
Inggris sebagai negara yang memiliki armada laut yang sangat kuat dan di segani di dunia merasa terancam dengan upaya yang sedang dilakukan oleh Jerman pada saat itu. Pemicu pertentangan antara Jerman dan Inggris adalah disebabkan kerena Jerman mengalami kemajuan yang pesat dalam bidang perindustrian. Sehingga inggris merasa tersaingi. Selain itu, di daratan Afrika antara Jerman dengan Inggris terjadi perebutan Maroko. Jerman membantu secara moril bangsa Boer, Asia Kecil. Dan Irak melawan Inggris. Armada laut Jeman di bangun secara besar-besaran, sehingga Inggris merasa terancam. Keadaan tersebut semakin meperucingkan hubungan Jerman dengan Inggris.

2.1.1.1.1.1.1 Pertentangan antara Jerman dan Rusia
Pertentangan antara Jerman dan Rusia terjadi karena Jerman melindungi Turki yang berusaha merintangi Rusia dalam menerobos ke laut tengah.

2.1.1.1.1.1.1.1 Pertentangan antara Rusia dengan Austria
Pertentangan kedua negara ini disebabkan mereka sama-sama ingin menguasai daerah Balkan. Gerakan Pan-SlavismeRusia di Balkan dipimpim oleh Serbia Raya. Pada 1908, Bosnia dan Hezegovina diduduki oleh Austria. Sehingga menimbulkan kemarahan Serbia.

2.1.1.1.1.1.1.1.1 Politik mencari Kawan(System of Alliences)
Ketegangan antar negara yang berada di kawasan Balkan semakin meruncing. Perancis dan Jerman sama-sama mencari kawan, sehingga Eropa terbagi menjadi dua blok. Blok Jerman dengan Tripple Allientie yang terdiri dari Jerman dan Austria. Mereka mendirikan Tripple Allientie pada 1882. Bolk Perancis dengan Tripple Entente yang terdiri dari Perancis, Rusia, dan Inggris berdiri pada 1907. Bulgaria masuk blok Jerman karena merasa kecewa atas Rusia dalamPerang Balkan II pada 1913. Rusia tidak mau membantu Bulgaria adalah sekutu Rusia pada saat itu.

2.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Perlombaan Pesenjataan
Perlombaan senjata menjelang meletusnya Perang Dunia I telah membawa suasana menjadi panas dan tegang. Kedua blok tersebut saling mencurigai, sehingga setiap negara segera mempersenjatai diri. Keadaan telah melahirkan Perlombaan Senjat, akibat suasana semakin panas.

3.1. Sebab Khusus Terjadinya Perang Dunia I
Pada 1914, tentara Austria mengadakan latihan perang di Bosnia, Serbia menuntut Bosnia Herzegovina agar menghentikan latihan perang, karena tentara Australia di Bosnia dianggap sebagai tantangan. Putra mahkota Austria Frans Ferdinand mengunjungi latihan itu. Namun, pada 28 Juni 1914 ia dibunuh di Sarajevo oleh anggota Serbia Raya adalah Gavrilo Principe. Kemudian Austrlia mengeluarkan Ultimatum kepada Serbia dan disusul dengan pernyataan perang pada 28 Juli 1914. Serangan Austria terhadap serbia ini, dianggap sebagai awal Perang Dunia I. Pada 1 Agustus 1914, Jerman mengumumkan perang terhadap Rusia dan Perancis. Pernyataan perang ini disusul dengan penyerbuan Belgia dengan tujuan menduduki Paris secepatnya lalu memusatkan kekuatan untuk menghancurkan Rusia. Namun, pada 4 Agustus 1914, inggris tampil membantu Belgia dan Perancis.

3.1.1. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Perang Dunia I
Dalam Perang Dunia I, Kekuatan antara dua kubu saling berhadapan, kubu-kubu tersebut dinamakan Blok, yang terdiri dari Blok Sentral yang diketuai oleh Jerman dan Blok Sekutu yang diktuai oleh Perancis. Amerika Serikat pada 1917 menggabungkan diri, dan kedua blok sekutu diambil alih oleh Amerika Serikat. Perhatikan Pihak-pihak yang terlibat dalam Perang Dunia I
Anggota blok sentral yang dipimpinoleh Jerman terdiri dari Jerman, Austria, Turki, dan Bulgaria. Adapun anggota blok sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat berjumlah 23 negara, yang terdiri dari Perancis, Inggris, Rusia, Italia, Amerika Serikat, Serbia, Belgia, Rumania, Yunani, Portugal, Jepang dan negara-negara Eropa Barat lainnya.
Blok sentral berhadapan dengan blok sekutu untuk memenangkan peperangan yang berlangsung kurang lebih empat than tersebut. Sekitar 8 juta orang tewas dalam Perang Dunia I dan berakhir dengan kemenangan Blok sekutu.

Ada beberapa hal yang menyebabkan kalahnya blok sentral antara lain :
1. Tidak seimbangnya kekuatan yang saling berhadapan.
2. Terjadinya perpecahan didalam blok sentral, dan
3. Timbulnya pemberontakan-pemberontakan di negara-negara blok sentral

3.1.1.1. Keadaan Siuasi di Parit Perlindungan
Perang Dunia menjadi terkenal dengan peperangan parit perindungannya, di mana sejumlah besar tentara dibatasi geraknya di parit-parit perlindungan dan hanya bisa bergerak sedikit karena pertahana yang ketat. Ini terjadi khususnya terhadap Front Barat. Lebih dari 9 juta jiwa meninggal di medan perang, dan hampir sebanyak itu juga jumlah warga sipil yang meninggal akibat kekurangan makanan, kelaparan, pembunuhan massal, dan terlibat secara tak sengaja dalam suatu pertempuran.Perang parit menjadi strategi utama Perang Dunia Pertama. Selama beberapa tahun berikutnya, bisa dikatakan para serdadu hidup dalam parit-parit ini. Kehidupan di sana benar-benar sulit. Para prajurit hidup dalam ancaman terus-menerus dibom, dan mereka tak henti-hentinya menghadapi ketakutan dan ketegangan yang luar biasa. Mayat mereka yang telah tewas terpaksa dibiarkan di tempat-tempat ini, dan para serdadu harus tidur di samping mayat-mayat tersebut. Bila turun hujan, parit-parit itu dibanjiri lumpur.Lebih dari 20 juta serdadu yang bertempur di Perang Dunia I mengalami keadaan yang mengerikan di dalam parit-parit ini, dan sebagian besar meninggal di sana. Dalam beberapa minggu setelah dimulai oleh serangan Jerman pada tahun 1914, garis barat perang ini sebenarnya terpaku di jalan buntu. Para serdadu yang bersembunyi di parit-parit ini terjebak dalam jarak yang hanya beberapa ratus meter jauhnya satu sama lain. Setiap serangan yang dilancarkan sebagai upaya mengakhiri kebuntuan ini malah menelan korban jiwa yang lebih banyak.

3.1.1.1.1. Strategi Jerman
Di awal tahun 1916, Jerman mengembangkan rencana baru untuk mendobrak garis barat. Rencana mereka adalah secara mendadak menyerang kota Verdun, yang dianggap sebagai kebanggaan orang Prancis. Tujuan penyerangan ini bukanlah memenangkan perang, melainkan menimbulkan kerugian yang besar di pihak Tentara Prancis sehingga melemahkan perlawanan mereka. Kepala staf Jerman Falkenhayn memperkirakan bahwa setiap satu serdadu Jerman saja dapat membunuh tiga orang serdadu Prancis. Serangan dimulai pada tanggal 21 Febuari. Para pemimpin Jerman memerintahkan serdadunya untuk “keluar dari parit mereka,” namun tiap serdadu yang melakukannya justru telah tewas atau sekarat dalam sekitar tiga menit. Meskipun penyerangan berlangsung tanpa henti selama berbulan-bulan, Jerman gagal menduduki Verdun. Secara keseluruhan, kedua pihak kehilangan sekitar satu juta serdadu. Dan dengan pengorbanan itu, garis depan hanya berhasil maju sekitar 12 kilometer. Satu juta orang mati.

3.1.1.1.1.1. Balasan Inggris
Inggris membalas serangan Jerman di Verdun dengan Pertempuran Somme. Pabrik-pabrik di Inggris membuat ratusan ribu selongsong meriam. Rencana Jendral Douglas Haig mendorong Pasukan Inggris untuk menghujani dengan pengeboman terus-menerus selama seminggu penuh, yang diikuti dengan serangan infanteri. Dia yakin mereka akan maju sejauh 14 kilometer di hari pertama saja dan kemudian menghancurkan semua garis pertahanan Jerman dalam satu minggu. Serangan dimulai pada tanggal 1 Juni. Pasukan meriam Inggris menggempur pertahanan Jerman selama seminggu tanpa henti. Di akhir minggu tersebut, para perwira Inggris memerintahkan serdadunya memanjat keluar dari parit. Namun, selama pengeboman tersebut para serdadu Jerman berlindung dengan rapat di kedalaman parit persembunyian mereka sehingga tidak terlumpuhkan dan menggagalkan rencana Inggris. Begitu serdadu Inggris bergerak melintasi garis depan, serdadu Jerman muncul menyerang mereka dengan senapan mesinnya. Sejumlah total 20.000 serdadu Inggris tewas dalam beberapa jam pertama perang tersebut. Di dalam kegelapan malam itu, daerah di antara dua garis pertempuran penuh dengan puluhan ribu mayat dan juga serdadu yang terluka, yang mencoba merangkak mundur.

Pertempuran Somme tidak berlangsung dua minggu seperti yang direncanakan Jendral Haig, melainkan lima bulan. Bulan-bulan ini tidak lebih daripada pembantaian. Para jendral bertubi-tubi mengirimkan gelombang demi gelombang serdadu mereka menuju kematian yang telah pasti. Di akhir pertempuran, kedua belah pihak secara keseluruhan telah kehilangan 900.000 prajuritnya. Dan untuk ini, garis depan bergeser hanya 11 kilometer. Para serdadu ini dikorbankan demi 11 kilometer saja.

4.1. Akibat yang ditimbulkan oleh Perang Dunia I
Perang merupakan pengerahan total segala kekuatan yang ada dan dimiliki oleh negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia I telah membawa akibat yang sangat luas dalam berbagi kehidupan, baik dalam bidang politik, ekonomi, 

4.2. Akibat Perang Dunia I dalam Bidang Politik maupun sosial budaya.

4.3. Timbulnya perubahan kekuasaan wilayah
Di bidang politik, pengaruh Perang Dunia I sangat terasa. Wilayah kekuasaan negara-negara yang berperang mengalami perubahan. Jerman, Austria, dan Turki menjadi repeblik dan wilayahnya menjadi sempit, selain itu muncul negara-negara baru seperti Polandia, Finlandia, Cekoslowakia, Hongaria, Mesir, Irak, Saudi Arabia, Syiria, Lebanon dan Austria.

4.3.1 Timbul paham-paham politik
Paham-paham baru sebagai reaksi terhadap paham demokrasi liberal yang tidak berhasil menghadapi kekacauan di beberapa negara Eropa bermunculan. Di itali lahir paham fasisme yang diperkenalkan olehBenito Mussolini.

4.3.1.1. Akibat Perang Dunia I dalam Bidang Ekonomi
Sistem ekonomi liberal yang dipandang menyulitkan diganti dengan sistem ekonomi terpimpin yang banyak melibatkan kekuasaan negara. Hal ini terjadi bukan hanya di negara-negara totaliter, akan tetapi juga di negara-negara liberalseerti Amerika Serikat di bawah Presiden Roosevelt.

4.3.1.1.1. Akibat Perang Dunia I dalam Bidang Sosial
Industri peralatan perang semakin maju dengan pesat sehingga kaum buruh meningkat dan menduduki posisi yang semakin kuat. Undang-undang sosial pun dikeluarkan di beberapa negara. Sementara itu, gerakan emansipasi wanita mendapat sambutan yang menggembirakan kerena dalam peperangan yang menjadi tenaga palang merah.

4.3.1.1.1.1. Akibat Perang Dunia I dalam bidang Kemanusiaan
Keadaan perekonomian masing-masing negara yang terlibat dalam kancah peperangan menjadi hancur. Hal tersebut membawa dampak kepada umat manusia. yaitu kemiskinan dan kemelaratan semakin mencekam, wabah penyakit merajela, penduduk yang negaranya sedang berperang banyak kehilangan tempat tinggal, banyak manusia yang tak berdosa harus kehilangan nyawa dan cacat mental maupun cacat tubuh, dan banyak lagi akibat yang dapat ditimbulkan dengan meletusnya PerangDunia I
Dari uraian tersebut di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa selain akibat negatif yang muncul, Perang Dunia I juga membawa akibat positif. Dampak positif yang lahir sebagai akibat Perang Dunia I tersebut adalah lahirnya Liga Bangsa-Bangsa (LBB) yang diprakasai oleh Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson pada1919.


BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulan sebab terjadinya perang dunia I:
1. Pembunuhan Pangeran Austria Franz Ferdinand oleh kelompok teroris Serbia, Gavrilo Princip di         Sarajevo
2. Persaingan merebut daerah sumber bahan baku, penanaman modal, dan daerah pemasaran.
3. Munculnya persekutuan atau blok persaingan politik antar negara-negara Eropa: Triple Alliance :  Jerman, Austria, Italia, Triple Entante : Inggris, Prancis, Uni Soviet

5.2. Saran
Perang Dunia I terjadi antara tahun 1914-1918 yang mengakibatkan terjadinya ketegangan antar negara-negara Eropa. Perang Dunia I terjadi antara tahun 1914-1918. Pada hakikatnya merupakan perang antar negara yang berada si kawasan Eropa. Kemudia Perang Dunia I meluas kewilayah sekitarnya. Dengan terjadi perang tersebut mengakibatkan terjdinya kekacauan baik dalam bidang Politik, Ekonomi dan sosial. Perang Dunia I banyak memakan korban jiwa.
Penulis berharap kepada pembaca umumnya dan khususnya kepada penulis sendiri, untuk dapat mengetahui dan memahami sebab-sebab terjadi Perang Dunia I. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.


 

DAFTAR PUSTAKA

Soebantardjo. Sari Sejarah Jilid II. Jogyakarta : Penerbit Bopkri

NATO (North Atlantic Treaty Organization)


Logo NATO
PENDAHULUAN


Kemunculan berbagai organisasi internasional membawa pada terbentuknya organisasi-organisasi yang memiliki tujuan serta keanggotaan yang lebih spesifik. Hal ini tidak lain bertujuan untuk lebih memfokuskan kepentingan serta tujuan dari dibentuknya organisasi tersebut. Salah satu organisasi internasional yang memiliki tujuan spesifik adalah North Atlantic Treaty atau (NATO). Organisasi ini merupakan perkumpulan negara-negara dengan spesifikasi dalam bidang pertahanan dan keamanan militer. Berikut ini merupakan ulasan lebih lanjut mengenai NATO dalam kapasitasnya sebagai organisasi internasional dengan tujuan spesifik.

NATO merupakan sebuah organisasi yang dibentuk untuk menciptakan keamanan bersama (collective security). Lebih spesifik lagi, penciptaan keamanan bersama oleh NATO ini ditujukan bagi negara-negara yang berada di kawasan Atlantik Utara. Organisasi ini dibentuk pasca Perang Dunia II sebagai respon atas meningkatnya tensi antara blok Barat dan blok Timur kala itu, yang mana secara resmi pada tahun 1949. Di mana negara-negara Eropa Barat serta Amerika Serikat berusaha untuk mengatasi kekuatan yang terus dilancarkan Uni Soviet. Dasar pembentukan NATO sendiri tercantum di dalam North Atlantic Treaty, yang mana secara ringkasnya NATO berdiri usaha stabilisasi ideologi atas ancaman-ancaman yang ada saat itu dengan menggunakan pendekatan keamanan. Di dalam pembentukannya ini, NATO menerapkan beberapa nilai dasar yang menjadi acuannya. Yakni, keutuhan aliansi, atas nama demokrasi, kebebasan individu, dan aturan hukum.

Di dalam sistem kerjanya, NATO menggunakan metode aliansi dalam menentukan keputusan-keputusan apa saja yang akan diambil. Di mana aliansi ini didasarkan atas keanggotaan NATO. Di masa awal NATO berdiri, anggota-anggota ini berasal dari negara-negara di kawasan Atlantik Utara. Seperti Albania, Belgia, Bulgaria, Kanada, Kroatia, Czech Republic, Denmark, Estonia, Perancis, Jerman, Yunani, dan lain-lain. Negara-negara inilah yang setuju dan menandatangani North Atlantic Treaty. Dalam sistem keanggotaan di dalam NATO ini sendiri terdapat apa yang disebut sebagai partner countries. Di mana dalam partner countries ini NATO mengajak negara-negara lain yang tidak menandatangani North Atlantic Treaty untuk turut bergabung dalam mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi serta bekerjasama menciptakan suatu bentuk keamanan bagi dunia internasional. Negara-negara yang termasuk dalam partner countries ini antara lain Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru. Selain menjalin kerjasama dengan partner countries, NATO juga aktif dalam menjalin kerjasama dengan organisasi internasional lain untuk mencapai tujuannya yakni mencapai keamanan bersama.

PEMBAHASAN

A. Sejarah NATO

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (bahasa Inggris: North Atlantic Treaty Organization atau disingkat NATO) adalah sebuah organisasi internasional untuk keamanan bersama yang didirikan pada tahun 1949, sebagai bentuk dukungan terhadap Persetujuan Atlantik Utara yang ditanda tangani di Washington, DC pada 4 April 1949. Nama resminya yang lain adalah dalam bahasa Perancis: l'Organisation du Traité de l'Atlantique Nord (OTAN). Pasal utama persetujuan tersebut adalah Pasal V, yang berisi: Para anggota setuju bahwa sebuah serangan bersenjata terhadap salah satu atau lebih dari mereka di Eropa maupun di Amerika Utara akan dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota. Selanjutnya mereka setuju bahwa, jika serangan bersenjata seperti itu terjadi, setiap anggota, dalam menggunakan hak untuk mepertahankan diri secara pribadi maupun bersama-sama seperti yang tertuang dalam Pasal ke-51 dari Piagam PBB, akan membantu anggota yang diserang jika penggunaan kekuatan semacam itu, baik sendiri maupun bersama-sama, dirasakan perlu, termasuk penggunaan pasukan bersenjata, untuk mengembalikan dan menjaga keamanan wilayah Atlantik Utara. Pasal ini diberlakukan agar jika sebuah anggota Pakta Warsawa melancarkan serangan terhadap para sekutu Eropa dari PBB, hal tersebut akan dianggap sebagai serangan terhadap seluruh anggota (termasuk Amerika Serikat sendiri), yang mempunyai kekuatan militer terbesar dalam persekutuan tersebut dan dengan itu dapat memberikan aksi pembalasan yang paling besar. Tetapi kekhawatiran terhadap kemungkinan serangan dari Eropa Barat ternyata tidak menjadi kenyataan. Pasal tersebut baru mulai digunakan untuk pertama kalinya dalam sejarah pada 12 September 2001, sebagai tindak balasan terhadap peristiwa serangan teroris 11 September 2001 terhadap AS yang terjadi sehari sebelumnya. - Anggota pendiri (1949) : Amerika Serikat, Belanda, Belgia, Britania Raya, Denmark, Islandia, Italia, Kanada, Luksemburg, Norwegia, Perancis dan Portugal - Negara-negara yang bergabung pada masa Perang Dingin : Yunani (1952), Turki (1952), Jerman (1955 sebagai Jerman Barat) dan Spanyol (1982). - Negara-negara mantan anggota Blok Timur yang bergabung setelah Perang Dingin : Jerman Jerman Timur (1990), Ceko (1999), Polandia (1999), Hungaria (1999), Bulgaria (2004), Estonia (2004), Latvia (2004), Lituania (2004), Rumania (2004), Slowakia (2004), Slovenia (2004), Albania (1 April 2009) dan Kroasia (1 April 2009). Anders Fogh Rasmussen - Anders Fogh Rasmussen lahir di Ginnerup, Jutland, 26 Januari 1953; umur 60 tahun) adalah Perdana Menteri Denmark (dalam bahasa Denmark disebut Statsminister atau Menteri Negara) dari 27 November 2001 hingga 5 April 2009. Ia adalah ketua Partai Liberal (Venstre) dari tahun 1998 hingga 2009 dan juga memimpin koalisi sayap kanan partainya dan Det Konservative Folkeparti (Partai Rakyat Konservatif). Sebagai perdana menteri Denmark, ia menjabat mulai dari tahun 2001 dan dilanjutkan ke periode kedua sejak 2005. Pada 4 April 2009, Rasmussen diumumkan sebagai Sekretaris Jenderal NATO dan mulai menjabat pada 1 Agustus 2009. Posisinya sebagai perdana menteri digantikan Lars Løkke Rasmussen pada 5 April 2009. Beberapa hal penting dalam masa jabatannya antara lain reformasi pemerintahan, perampingan jumlah daerah, dan juga reformasi bidang penegakan hukum. Selain itu, sebagai perdana menteri ia juga terlibat dalam perdebatan karikatur Nabi Muhammad pada tahun 2005. Pakta Warsawa adalah sebuah aliansi militer negara-negara Blok Timur di Eropa Timur, yang bertujuan mengorganisasikan diri terhadap kemungkinan ancaman dari aliansi NATO (yang dibentuk pada 1949). Pembentukan Pakta Warsawa dipicu oleh integrasi Jerman Barat ke dalam NATO melalui ratifikasi Persetujuan Paris. Pakta Warsawa dirancang oleh Nikita Khrushchev pada tahun 1955 dan ditanda tangani di Warsawa pada 14 Mei 1955. Pakta ini berakhir pada 31 Maret 1991, dan diakhiri secara resmi dalam sebuah pertemuan di Praha pada 1 Juli 1991.

B. Peran dan Pengaruh NATO sebagai Pakta Pertahanan Perang Dingin dan Pasca Perang Dingin

North Atlantic Treaty Organization merupakan sebuah organisasi keamanan regional negara-negara di kawasan utara samudera Atlantik berbasis collective defense yang terbentuk pada 4 April 1949. NATO merupakan sebuah organisasi intra-governemental, dimana negara-negara sekutu sepakat untuk membuat badan pertahanan keamanan bersama dalam masa perang dingin. North Atlantic Treaty merupakan perjanjian awal dari badan pertahanan ini, dimana Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Belanda, Belgia, Luxembourg, Kanada, Italia, Portugal, Islandia, Denmark dan Norwegia menandatangani perjanjian dan menjadi anggota pertama dari organisasi keamanan NATO. Keanggotaan NATO bertambah hingga pada saat ini NATO memiliki 28 negara anggota yang terletak di kawasan Eropa dan Amerika Utara (nato.int 2012).

Dalam website resminya, disebutkan bahwa latar belakang pembentukan NATO pada saat perang dingin dilatarbelakangi oleh 3 hal utama yakni “In fact, the Alliance’s creation was part of a broader effort to serve three purposes: deterring Soviet expansionism, forbidding the revival of nationalist militarism in Europe through a strong North American presence on the continent, and encouraging European political integration.” (nato.int 2012). NATO merupakan aliansi militer yang penting pada masa perang dingin, dimana NATO identik dengan representasi kekuatan sekutu dan memiliki fungsi sebagai penyeimbang kekuatan pakta warsawa yang merupakan aliansi kekuatan USSR beserta negara-negara kawasan Eropa Timur. Dalam setiap aksinya NATO mengutamakan keamanan bersama anggotanya sehingga dalam menjalankan aksinya peacekeeping merupakan agenda utama NATO (rockwood, 1995).

Ketika USSR runtuh dan perang dingin berakhir pada tahun 1991, NATO menjadi satu-satunya badan pertahanan dan keamanan militer yang masih berdiri. Organisasi ini kemudian mengalami perkembangan saat beberapa negara eks komunis di Eropa Timur bergabung ke dalam aliansi ini seperti Hungaria, Polandia dan Ceko pada tahun 1997 dan menjadi anggota tetap NATO hingga saat ini. Dalam PDF resmi yang diluncurkan oleh NATO ‘What is NATO?’ disebutkan bahwa NATO mengedepankan persamaan setiap anggota didalam organisasinya, dimana setiap keputusan substantif yang terbentuk haruslah merupakan keputusan yang bersifat unanimous dan konsensus (nato.int 2012).

Terdapat 3 fungsi utama NATO sebagai aliansi dan organisasi keamanan regional. Dalam PDF resmi NATO disebutkan bahwa tugas utama NATO adalah collective defense, crisis management dan cooperative security through partnerships;
“The Alliance is committed to protecting its members through political and military means. It promotes democratic values and is dedicated to the peaceful resolution of disputes. If diplomatic efforts fail, it has the military capability needed to undertake collective defence and crisis-management operations alone or in cooperation with partner countries and international organizations.” (nato.int 2012)
Setiap negara anggota NATO memiliki perwakilan tetap di headquarter NATO di Brussels, Belgia, para Ambassadors ini bertugas menjadi representasi negara dalam dewan NATO yang bertugas sebagai advisers dalam setiap keputusan dewan. Dewan NATO disebut dengan The North Atlantic Council (NAC) yang beranggotakan para mentri pertahanan negara anggota, dan memiliki wewenang dalam menentukan setiap keputusan organisasi. Badan ini bertemu setiap minggu sekali dan mengadakan summit setiap satu atau dua tahun sekali untuk memutuskan tantangan bersama dan proyek kerja yang dihadapi aliansi (nato.int 2012).

NATO memiliki dua unit komite dalam pelaksanaannya yakni civilian committee dan military committee keduanya bekerjasama dalam menjalankan NATO. Selain itu NATO juga memiliki seorang Sekretaris Jendral yang dipilih per 4 tahun sekali, umumnya merupakan seorang politisi senior di negara anggota yang dipilih secara konsensus oleh anggota Posisi Sekretraris Jenderal NATO saat ini diduduki oleh mantan perdana menteri Denmark, Anders Fogh Rasmussen. Penulis berpendapat bahwa NATO sebagai sebuah organisasi internasional memiliki tujuan dan keanggotaan yang spesifik dimana hingga saat ini, NATO menjadi satu-satunya organisasi internasional yang bergerak dalam penajagaan keamanan dan perdamaian berbasis aliansi militer negara. Penulis berpendapat bahwa hal tersebut membuat eksistensi NATO dibutuhkan dan diakui dalam bidang peacekeeping.

NATO memiliki hubungan yang dekat dengan EU yang merupakan organisasi regional negara-negara Eropa. Keanggotaan NATO merupakan salah alasan kuat dibalik bergabungnya Inggris ke dalam EU. Inggris sendiri yang menjadi anggota EU tanpa mengikuti perjanjian mata uang bersama EURO dan perjanjian teritorial Schengen namun mengikuti NATO karena alasan keamanan kawasan. Inggris memiliki keinginan dan kepentingan dalam bidang keamanan Eropa Barat begitu pula dengan Perancis dan Jerman yang merupakan pihak-pihak yang terlibat dalam perang dunia. Aliansi perdamaian dan keamanan merupakan keinginan dan kepentingan mereka di EU saat ini, dimana hal tersebut diwujudkan dalam NATO. Hal ini membuat hubungan EU dan NATO menjadi berkaitan dan NATO menjadi sebuah instrumen perjanjian penting yang mengikat anggota EU khususnya dalam military defense dan collective security.

NATO sejak tahun 2002 menjalin kerjasama dengan Russia demi kepentingan bersama dalam bidang kedamaian dan keamanan karena letak Eropa dan Russia yang berdekatan. Kerjasama ini diharapkan dapat membangun rasa kepercayaan diantara kedua belah pihak dalam menjaga perdamaian kawasan. Keduanya bahkan membina kerjasama dalam bidan militer seperti rudal, dan dalam menjaga keamanan internasional seperti terorisme, war on drugs dll. Hubungan ini bahkan menghasilkan pembangunan markas khusus bagi kerjasama keduanya di Moskow. Kerjasama ini merupakan transformasi dalam hubungan NATO dengan USSR pada masa perang dingin dahulu.

Bukan hanya dalam perluasan kerjasama di kawasan Eropa Timur, akhir perang dingin tidak lantas membuat eksistensi NATO dalam dunia dipandang sebelah mata. Hal ini dapat diamati melalui aktifnya peran NATO dalam berbagai kegiatan peacekeeping internasional yang menjadi agenda PBB. Tidak jarang NATO mendapatkan mandat resmi PBB untuk menjadi pasukan perdamaian dan melaksanakan upaya peacekeeping. Salah satunya adalah intervensi NATO dalam kasus Arab uprising di Libya pada tahun 2011 lalu. Sekretaris Jendral NATO, Anders Fogh Rasmussen menuliskan penjelasan akan intervensi NATO ke Libya sebagai upaya perlindungan terhadap masyarakat Libya dari ancaman opresi rezim Khadafi, dan mendirikan reformasi demokratisasi di Libya.
“Some people have asked why NATO acted in Libya but not elsewhere, in particular in Syria. My answer is clear. We took action in Libya because we have a strong mandate from the Security Council and solid support from countries in the region. That is a unique combination which we have not seen elsewhere.” (Rasmussen, 2011)
Sehingga peran NATO pada masa pasca perang dingin, bukanlah lagi menjadi sebuah organisasi pertahanan khusus bagi Eropa dengan antisipasi terhadap lawan, namun telah bertransformasi menjadi organisasi penjaga perdamaian dan keamanan dunia dibawah mandat dewan keamanan PBB, dimana negara permanent 5 yang memiliki veto (kecuali China) adalah anggota dan rekan dari NATO hingga saat ini.


KESIMPULAN

NATO (North Atlantic Treaty Organization) adalah sebuah pakta pertahanan antara pemerintahan negara-negara untuk kawasan Atlantik Utara. organisasi ini pada mulanya dibuat dengan tujuan menghadapi kekuatan Uni Soviet ataupun negara-negara blok timur. Tetapi peran NATO pada masa pasca perang dingin, bukanlah lagi menjadi sebuah organisasi pertahanan khusus bagi Eropa dengan antisipasi terhadap lawan, namun telah bertransformasi menjadi organisasi penjaga perdamaian dan keamanan dunia dibawah mandat dewan keamanan PBB.




DAFTAR PUSTAKA

http://www.nato.int [diakses 7 Desember 2012]

http://kalender-peristiwa.blogspot.com/2013/04/nato-pakta-pertahanan-atlantik-utara.html

Dunne, Tim & Schimdt, Brian C. 2005. “Realism”, dalam John Baylis and Steve Smith The Globalization of World Politics: An Introduction to International Relations (Third Edition). New York: Oxford University Press. Hal. 162-181

Rockwood, Irving. 1995. “The Role of International Organization”. Dubuque: Brown & Benchmark Publishers

Sorensen, Georg & Jackson, Robert. 1999. Introduction to International Relations. New York: Oxford University Press Inc.

http://www.nytimes.com/2011/06/01/opinion/01iht-edrasmussen01.-html?_r=0 [Diakses pada tanggal 9 Januari 2013]

http://www.nato.int-/history/natohistory.html [diakses pada tanggal 6 Desember 2012]

http://www.nato.int/cps/en/natolive-/what_is_nato.htm [diakses pada tanggal 6 Desember 2012]